Seorang
guru TK sedang bertanya kepada anak-anak didiknya yang rata-rata masih
berumur 5 tahun. Guru tersebut menanyakan tentang sebuah cita-cita bila
kelak meraka dewasa. Jawaban dari murid-murid itu pun beragam. Ada yang
ingin menjadi dokter, polisi, perawat, pilot, bahkan juru masak.
Namun
ada seorang anak yang membuat guru tersebuh terheran-heran. Anak
tersebut mengatakan bahwa ia ingin menjadi orang yang kaya dan terkenal
sehingga tak seorang pun mampu
mengalahkan dirinya. Setelah diselidiki,
ternyata anak tersebut terobsesi dengan orang taunya, di mana ayah dari
anak tersebut merupakan seorang tokoh yang kaya, terkenal, namun tidak
terhormat karena kecongkakan dan kepelitan yang melekat pada sosok
ayahnya.
Bila kita berbicara tentang
keinginan, maka banyak sekali daftar/hal-hal yang belum terwujud.
Sebagai seorang manusia pasti kita menginginkan segala sesuatu terpenuhi
atau bahkan sangat melimpah. Ada juga orang-orang yang malas namun
ingin hidup enak. Alhasil tingkat kriminalitas pun meningkat.
Keinginan
itu identik dengan wang. Apa pun keinginan kita akan segera terwujud
bila sebanding dengan harga yang mampu dibayar. Keinginan yang tidak
benar akan menyeret kita ke dalam dosa. Maka dari itu kita butuh
bimbingan Roh Kudus agar kita mampu menjaga keinginan kita.
Kita
selalu menuntut agar Tuhan memberikan semua hal yang kita inginkan,
akan tetapi sudahkah kita melakukan semua yang Tuhan inginkan dalam
kehidupan kita? Tuhan sudah menebus kita dengan harga yang mahal, harga
yang sebanding dengan nyawa-Nya. Lalu masihkah kita mengutamakan semua
keiginan kita sehingga menempatakan Tuhan pada posisi terbawah?
Utamakan
Tuhan di dalam hidup kita. Tempatkan Tuhan di atas segala keinginan
kita. Bila Roh Allah sudah bekerja di dalam kita, maka keinginan yang
baik di mata Allah akan terpenuhi dan semua itu akan menjadi berkat bagi
kehidupan kita.
Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tidak tersembunyi bagi-Mu
Mazmur 38:9