Tuhan Juga Menangis
Kesaksian dikisahkan oleh : Ev Linda Campbell
Oktober , Pada thn 1999, aku bermimpi : Didalam mimpi itu ;
Aku sedang berada di sawah yang bersebelahan dengan bukit. Sewaktu aku melihat-lihat bukit dan menengok keatas aku melihat Tuhan Yesus berada diatas bukit tersebut. Tuhan memakai jubah putih dengan selendang yang lebar warna merah. Tuhan berkata padaku: Anak-ku apa kamu mau datang kemari untuk bertemu dengan-KU? Aku jawab: Tuhan, aku mau
tapi bagaimana caranya? Bukit ini sangat tinggi ? Jawabku pula!. Tuhan berkata lagi : naiklah kemari! Aku jawab lagi dengan apa saya bisa naik? terus Tuhan menunjuk disitu ada tangga , tetapi tangga ini benar-benar sudah lapuk seperti sudah ber- tahun-2 kena hujan dan panas, dan sudah lama tidak dipergunakan.Aku sedang berada di sawah yang bersebelahan dengan bukit. Sewaktu aku melihat-lihat bukit dan menengok keatas aku melihat Tuhan Yesus berada diatas bukit tersebut. Tuhan memakai jubah putih dengan selendang yang lebar warna merah. Tuhan berkata padaku: Anak-ku apa kamu mau datang kemari untuk bertemu dengan-KU? Aku jawab: Tuhan, aku mau
Terus aku pikir apa bisa aku naik keatas dengan menggunakan tangga tersebut? Beberapa kali aku menengok Tuhan dan Tangga itu untuk aku menimbang-2 , aku melihat Tuhan juga sabar menunggu jawabanku. Akhirnya aku memilih bertemu dengan Tuhan . Tetapi sebelum aku naik Tuhan berkata lagi: Anak-ku bawa serta bayi itu padaKu! Aku melihat bayi didalam gendongan (gendonganya itu seperti selendang nya jaman dulu kalau orang gendong bayi selalu pakai selendang gendongan bayi namanya). Begitu aku angkat bayi tersebut aku melihat selendang itu juga sudah lapuk (kalau bahasa jawanya memet atau robek sana sini karena kelamaan nggak pernah dipergunakan) . Kembali lagi aku agak ragu-2 , Bagaimana mungkin aku bisa..
INI SANGAT MUSTAHIL untuk bisa aku lakukan. Kembali lagi aku menegok keatas , aku melihat sepertinya Tuhan tidak ingin aku
membatalkan / menolak. tetapi Tuhan juga tidak memaksakan. Akhirnya kembali aku putuskan untuk naik keatas untuk bertemu dengan Tuhan juga aku tidak ingin melihat Tuhan kecewa dengan penolakanku. Sebelum aku naik aku katakan: Tuhan , hal ini sangat mustahil aku lakukan , tapi karena Engkau yang menyuruh aku akan melakukannya. Sewaktu aku mulai naik tangga aku harus-2 benar-2 extra hati-2, karena ada 3 hal yang harus aku jaga supaya aku tidak jatuh sehingga aku bisa sampai keatas bukit untuk bisa ketemu dengan Tuhan Yesus. 3 hal ini ialah:
membatalkan / menolak. tetapi Tuhan juga tidak memaksakan. Akhirnya kembali aku putuskan untuk naik keatas untuk bertemu dengan Tuhan juga aku tidak ingin melihat Tuhan kecewa dengan penolakanku. Sebelum aku naik aku katakan: Tuhan , hal ini sangat mustahil aku lakukan , tapi karena Engkau yang menyuruh aku akan melakukannya. Sewaktu aku mulai naik tangga aku harus-2 benar-2 extra hati-2, karena ada 3 hal yang harus aku jaga supaya aku tidak jatuh sehingga aku bisa sampai keatas bukit untuk bisa ketemu dengan Tuhan Yesus. 3 hal ini ialah:
1. Masalah tangganya yang sudah lapuk. jadi jangan sampai aku terjatuh atau patah tangga itu.
2. Masalah selendang gendongan bayi itu sudah memet (lapuk) jadi jangan sampai bayi yang aku gendong ini jatuh.
3. Masalah beban dari keseimbanganku naik tangga ditambah sambil gendong bayi. Aku merasakan naik setapak saja sulitnya bukan main apalagi berapa tapak banyaknya anak tangga yang harus aku lalui.
3. Masalah beban dari keseimbanganku naik tangga ditambah sambil gendong bayi. Aku merasakan naik setapak saja sulitnya bukan main apalagi berapa tapak banyaknya anak tangga yang harus aku lalui.
Benar saja begitu masih aku berada di seperempatan ( kira 30%) aku sudah mulai merasakan beratnya dan sulitnya perjalanan yang aku lalui, aku menegok keatas aku takut kalau Tuhan sudah pergi , ternyata Tuhan masih ada disitu bahkan Tuhan melihatku dengan wajah yang serius sekali. Begitu aku masih melihat Tuhan masih ada ditempat , juga Tuhan mengatakan: Naiklah anak-ku , Aku tetap menuggumu.
Begitu aku tahu Tuhan tetap selalu setia menungguku ,aku bersemangat lagi untuk naik, naik dan naik, hingga sampai di-tengah-tengah.( 50%), Aku menggok lagi keatas dan aku mulai menagis dan aku katakan Tuhan tolonglah aku, aku melihat wajah Tuhan masih tetap serius mengawasiku bahkan wajah Tuhan mamancarkan belas kasih yang luar biasa melihat perjuanganku. Tuhan berkata: Naik lagi anakKu , naiklah ,aku melihat kedua tangan Tuhan diulurkan padaku.
Kembali aku seperti ada kekuatan yang baru, aku naik naik sambil bercucuran airmata. Begitu di tangga ( 60%) aku makin menagis aku menengok keatas : Tuhan tolonglah aku nggak mampu รข€¦dan aku melihat secara samar Tuhan juga sepertinya menangis, tetapi karena jaraknya masih agak jauh aku tidak tahu dengan pasti. Tuhan berkata lagi: Naik lagi anaKu tinggal sedikit lagi.. Tetapi kali ini suara Tuhan terdengar agak parau seperti suara kalau sedang menahan tangis. Kembali aku seperti dapat penghiburan dari Tuhan , aku merasakan kalau Tuhan juga ikut merasakan beban yang aku jalani.
Kembali aku bersemangat lagi , aku naik lagi,naik lagi kira sudah (80 %) aku menegok keatas sambil menjerit dalam tangis : Tuhaaaan Tolooong aku , tolong aku , aku tidak mampu lagi dan aku melihat tangan Tuhan semakin diulurkan padaku dan
tangan Tuhan sudah hampir bisa aku tangkap , dengan sekuat tenaga aku naik kesatu dua tapak lagi huuup…akhirnya tangan Tuhan bisa aku tangkap , begitu aku sampai diatas bukit aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk berdiri , sambil masih duduk ditanah kupeluk lutut Tuhan, aku menangis sejadi-jadinya dan menengok keatas kulihat Tuhan juga menangis, dan airmata Tuhan jatuh dikeningku dan akhirnya bercampur dengan airmataku, didalam tangis-NYA , Tuhan berkata dengan lembut anak-Ku, anak-Ku yang Aku kasihi. Dan anehnya begitu berada diatas bukit secara otomatis bayi atau beban yang aku pikul sudah tidak ada lagi, dan lenyap dengan sendirinya. Setelah beberapa saat kemudian setelah keadaanku tenang dan tangisku reda , Tuhan berkata padaku : Anak-ku Aku akan menunjukan jalan yang dapat menuju ke-RUMAHKU supaya kamu bisa datang kapanpun kalau engkau
siap. DigandengNya aku menuju bukit-bukit , lembah-lembah, lereng-lereng… Walaupun melewati beberapa banyak bukit , lembah dan lereng, aku merasakan sukacita yang luar biasa karena aku berjalan bersama-sama Tuhan, sehingga akhirnya Tuhan berkata
padaku : anakKu semua jalan yang Aku tunjukan sudah kau lewati , jadi kapanpun engkau sudah siap engkau bisa datang ketemu Aku di RUMAHKU. Terus aku bertanya : Tuhan Yesus bolehkah aku pergi kerumah-MU dengan membawa teman? Tuhan Jawab:
Bawalah orang se-banyak-2 nya yang mereka mau datang padaKu!.
tangan Tuhan sudah hampir bisa aku tangkap , dengan sekuat tenaga aku naik kesatu dua tapak lagi huuup…akhirnya tangan Tuhan bisa aku tangkap , begitu aku sampai diatas bukit aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk berdiri , sambil masih duduk ditanah kupeluk lutut Tuhan, aku menangis sejadi-jadinya dan menengok keatas kulihat Tuhan juga menangis, dan airmata Tuhan jatuh dikeningku dan akhirnya bercampur dengan airmataku, didalam tangis-NYA , Tuhan berkata dengan lembut anak-Ku, anak-Ku yang Aku kasihi. Dan anehnya begitu berada diatas bukit secara otomatis bayi atau beban yang aku pikul sudah tidak ada lagi, dan lenyap dengan sendirinya. Setelah beberapa saat kemudian setelah keadaanku tenang dan tangisku reda , Tuhan berkata padaku : Anak-ku Aku akan menunjukan jalan yang dapat menuju ke-RUMAHKU supaya kamu bisa datang kapanpun kalau engkau
siap. DigandengNya aku menuju bukit-bukit , lembah-lembah, lereng-lereng… Walaupun melewati beberapa banyak bukit , lembah dan lereng, aku merasakan sukacita yang luar biasa karena aku berjalan bersama-sama Tuhan, sehingga akhirnya Tuhan berkata
padaku : anakKu semua jalan yang Aku tunjukan sudah kau lewati , jadi kapanpun engkau sudah siap engkau bisa datang ketemu Aku di RUMAHKU. Terus aku bertanya : Tuhan Yesus bolehkah aku pergi kerumah-MU dengan membawa teman? Tuhan Jawab:
Bawalah orang se-banyak-2 nya yang mereka mau datang padaKu!.
Begitu aku terbangun aku merasa badanku benar-2 letih tetapi hatiku merasakan sangat sukacita , bahkan saat itu juga aku katakan pada Tuhan, kalau aku ingin segera datang ke rumahNya.
Aku ingin menyatakan bahwa pengalaman ku dimimpi ini bahwa Tuhan Yesus benar-benar hidup. Aku rasakan disaat aku begitu kesulitan Tuhan tidak membiarkan ku, Begitu juga disaat aku menangis Dia pun ikut menangis dan meneteskan air mata ber-sama sama aku. Aku rasakan air mata Tuhan disaat aku dalam pelukan Nya.
Oh Yesus , kurasakan Kasih Mu disetiap hembusan nafasku. Praise the Lord Jesus!
Kesaksian dikisahkan oleh : Ev Linda Campbell